Makam Sunan Giri
Hm, Makam Sunan Giri
terletak di Bukit Giri, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa
Timur.
Bacpacker ke Makam Sunan Giri
>
Untuk
kesini, dari arah Surabaya bisa naik bus jurusan Gresik. Dari Terminal Gresik
bisa naik angkot menuju Makam Sunan Giri.
>
Dari
pelataran parkir, untuk menuju makam bisa menggunakan ojek, dokar atau jalan
kaki mendaki ratusan anak tangga ke atas bukit
Sejarah
Singkat
Sunan Giri yang juga bernama
Raden paku lahir di Blambangan pada tahun 1442. Sunan Giri sendiri merupakan anak
dari Maulana Ishaq yang menikah dengan Dewi
Sekardadu, yaitu putri dari Menak
Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit.
Maulana
Ishaq yang menjadi ulama di Pasai menyuruh Raden Paku mendirikan pesantren di
Gresik. Pesantren tersebut bernama Giri kedaton dan terletak di Bukit Giri.
Giri sendiri berarti Gunung. Raden paku mengangkat dirinya sebagai pemimpin bergelar
Prabu Satmata, atau Sunan Giri I. Lama – kelamaan Pesantren Giri Kedaton
semakin berkembang dan menjadi Kerajaan Islam kecil yang tetap bernama Giri
Kedaton.
Sunan
Giri sendiri merupakan murid dari Sunan Ampel. Selain mendakwah, Sunan Giri
menciptakan beberapa kesenian, diantaranya adalah permainan anak Jelungan, Lir - Ilir dan Cublak – Cublak Suweng, serta beberapa
gending seperti Asmaradana dan Pucung.
Sayang sekali, beberapa diantaranya terancam punah seperti permainan tradisonal
yang sekarang jarang dimainkan oleh anak – anak, bahkan banyak yang tak tahu
permainan tersebut (tahunya cuma main PS aja).
Makam
Sunan Giri Kini
Seperti
makam walisongo lainnya, disini telah tersedia tempat parkir khusus bus
peziarah dan wisatawan. Seperti yang saya ulas diatas, Makam Sunan Giri berada
di atas bukit, maka dari itu dari tempat parkir kita harus berjalan mendaki
keatas. Jangan khawatir capek, karena disini banyak tersedia dokar atau ojek
yang siap mengantar wisatawan ke makam. Tarif ojek Rp 2.000,- sekali jalan dan
dokar ± Rp 10.000,- untuk perjalanan turunnya, tergantung juga berapa kita
menawar dan seberapa banyak penumpangnya (jika perjalanan naik, maka harganya
lebih mahal).
Sehabis
naik ojek atau dokar, kita harus naik anak tangga lagi untuk menuju makam. Di
sepanjang anak tangga banyak terdapat pedagang makanan dan cinderamata serta
yang tak ketinggalan adalah para pengemis yang menyemut.
Diantara
anak tangga ini terdapat gapura bentar dari batu bata dengan hiasan gunungan di
kaki gapura serta terdapat patung singa dalam keadaan aus (rusak). Di anak
tangga ini terdapat banyak pohon, diantaranya pohon asam yang dari penuturan
penduduk setempat merupakan pohon asam yang ditanam Sunan Giri kala masih
hidup. Bahkan, masyarakat sekitar berujar bahwa mereka tidak berhak atas tanah
di sekitar Makam Sunan Giri dan tanah tersebut masih milik Sunan Giri. Sekarang, daerah di sekitar makam Sunan Giri
dikelola oleh Yayasan Sunan Giri, tapi apakah pemilik yayasan merupakan penerus
dari Giri Kedaton setelah serangan VOC tahun 1680 yang membuat Kerajaan Giri
Kedaton berakhir, hm, perlu banyak tanya lagi….
Makam
Sunan Giri sendiri berada di dalam cungkup yang dihiasi banyak ornamen dengan
motif sulur tanaman. Pintu masuk makam dibuat rendah sehingga pengunjung harus
merunduk agar tidak terbentur. Hal ini disengaja sebagai penghormatan kepada
Sunan Giri.
Komplek Makam
Sunan Giri berada pada teras paling tinggi dan dikelilingi banyak makam lainnya.
Sebagai pembatas antar teras digunakan batu bata dan rongganya diisi batu
koral. Hal ini mengingatkan saya akan Candi Gembirowati di Yogyakarta dan Makam
Sunan Drajat.
Beberapa oleh –
oleh yang banyak dijajakan adalah keripik bayam. Bayam dibalut tepung dan
digoreng kering, hasilnya mirip rempeyek
dan rasanya keras di beberapa bagian (tidak disarankan sebagai oleh – oleh
untuk kakek dan nenek di rumah :P ). Bisa juga membeli aneka makanan tradisonal
khas Gresik. Karena berada di tempat wisata, harganya diberandol agak tinggi
padahal jumlahnya sedikit dan kecil – kecil.
Hal paling
berkesan disini adalah saat naik dokar malam hari dengan penerangan lampu teplok kecil. Rasanya seperti dilempar
pada zaman dahulu. Apalagi saat malam hari suasananya benar – benar hening,
beda sekali waktu saya kesini untuk kedua kalinya, mana siang hari, pas bulan
Ramadhan dan pada hari Minggu, suasana makam hiruk - pikuk dan macet karena
terlalu banyak peziarah dan kebanyakan ibu – ibu dengan anak kecil yang
semenjak dari pelataran parkir memborong semua dokar untuk menuju ke makam.
Haaahh, naik ojek deh jadinya :D
Agak bawah dari
Makam Sunan Giri terdapat makam Sunan Prapen, cucu dari Sunan Giri dan dibawah
pemerintahan Sunan Prapen inilah Kerajaan Giri Kedaton berada pada masa
keemasannya. Karena dikejar waktu, maka sayang sekali saya tidak bisa
mengunjungi makam tersebut.
Peta Wisata dan Jalur
Angkot Gresik (Klik Untuk Memperbesar)
Perlu diingat
juga, seperti makam wali lainnya, kita dilarang memfoto makam Sunan Giri, beda
dengan Makam Sunan Ampel, banyak petugas yang hilir mudik disekitar makam. Walaupun
bisa mencuri kesempatan, alangkah baiknya untuk menghormati keyakinan
masyarakat disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar