Candi Planggatan
Candi Planggatan
Hm, Setelah kepagian mengunjungi Candi Sukuh.
Tujuan selanjutnya adalah Candi Planggatan. Dari halaman parkir Candi
Sukuh terpampang sebuah papan putih kusam, kecil dan teronggok di pojok
bertuliskan Candi Planggatan. Sederhana, terlalu sederhana malah dan
arah yang ditunjukkan tergolong ambigu.
Bacpacker ke Candi Planggatan
Untuk
ke Candi Planggatan bukan perkara mudah, jarak yang tak tentu, dan tak
adanya petunjuk jalan lain, apalagi jalan ke sana penuh tanjakan dan
turunan curam serta jalan yang rusak disana – sini.
> Seperti yang sudah saya singgung di artikel Karanganyar, jika tak berkendara sendiri, satu – satu cara ke sini adalah dengan naik ojek. Untuk ke Candi ini, saya harus nambah biaya Rp 10.000,- dari kesepakatan awal setelah sebelumnya tawar – menawar.
Sebelumnya
bertanya tentang bapak petugas Candi Sukuh tentang Candi Planggatan,
dan hanya mendapat jawaban jarak Candi Sukuh – Candi Planggatan sekitar 4
– 5 km. Sepeda motor sering bergetar takala melewati jalanan yang rusak
parah dan di kanan jalan sudah ada jurang yang siap menanti. Mas ojek
yang sudah berpengalaman tampak tenang – tenang saja dan akhirnya jalan
berubah menjadi jalan beton yang sempit, memasuki perumahan penduduk dan
dikanan jalan tampak sebuah papan putih kehijauan yang sudah lusuh.
Tibalah kami di Candi Planggatan.
Batu - Batu Candi Planggatan
Candi
Planggatan hanya tinggal reruntuhannya saja, dimana ada beberapa pohon
besar tumbuh diatas bebatuan gundukan batu yang merupakan batuan candid
an bagian inti candi. Relief – relief candi tersebar di beberapa tempat,
menyembul diantara tanah atau tersembunyi di balik batuan padas yang
besar. Dan adanya yoni kecil yang rusak menandakan bahwa tempat ini
adalah peninggalan Hindu.
Tak
ada papan informasi di sini. Petugas penjaga yang bernama Pak Paryono
juga sedang tidak ada. Walaupun tahu jalan ke sini, mas – mas ojek tak
tahu menahu mengenai sejarah candi ini. Last Option internetlah sumber informasinya.
Candi
Planggatan (Di papan Candi tertulis Situs Planggatan) berada di Dusun
Tambak, Desa Plangatan, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah. Candi Planggatan berada pada ketinggian 910 meter, berada
di lahan seluas 4.460m2 yang dulunya merupakan tanah kas desa
yang ditanami rumput gajah untuk pakan ternak. Setelah penemuan candi
ini, maka BP3 Jawa Tengah mengambil alih kepemilikan tanah dan
menetapkan Candi Planggatan sebagai Cagar Budaya.
Pada
tahun 1985, BP3 melakukan penggalian sebanyak dua kali dan mendapati
bahwa candi menghadap ke barat. Setelah itu tak ada penelitian lebih
lanjut (kemungkinan tak adanya dana).
Diantara beberapa relief yang ada salah satunya menggambarkan sengkalan memet (sandi
angka tahun) berupa Gajah Wiku, yaitu sosok setengah gajah, setengah
manusia dengan belali ke bawah dan memakan bulan sabit dengan pakaian
seorang wiku/ pendeta. Relief ini dibaca “Gajah wiku mangan wulan” dan diartikan 1378 caka atau sama dengan 1456 Masehi. Selisih 19 tahun dengan Candi Sukuh yang selesai tahun 1437 Masehi.
Disamping kanan relief gajah Wiku ini, terdapat prasasti berhuruf dan berbahasa kawi sebanyak empat baris yang berbunyi :
"padamel ira ra
ma balanggadawang
barnghyang punu
n dah nrawang"
Terjemahannya :
"Pembuatannya Rama Balanggadawang bersamaan dengan Hyang Panunduh Nrawang"
Sayang
sekali, relief gajah wiku kurang jelas akibat tertutup tanah dan relief
di Candi Planggatan yang tipis dan serupa dengan relief – relief di
Jawa Timur. Hal ini tak begitu mengherankan karena Candi Planggtan
sendiri di bangun oleh prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit
sebelum moksa ke Gunung Lawu.
Candi Planggatan juga sering dikunjungi orang untuk bersemedi walau tidak sebanyak orang yang bersemedi di Situs Menggung.
Candi
Planggatan pernah diteliti oleh tim arkeologi dari Belanda pada tahun
1842. Tim ini meneliti situs purbakala di sekitar Gunung Lawu, termasuk
Candi Ceto, Candi Sukuh, Candi Kethek serta beberapa candi lain yang
belum sempat dinamai.
Diantara
semua candi yang pernah saya kunjungi, candi ini adalah candi dengan
nyamuk terbanyak. Begitu melangkahkan kaki sudah dikerumuni nyamuk.
Nyamunknya besar – besar dan ganas. Mungkin candi yang lembab, teduh,
banyak pohonnya jadi tempat yang ideal buat habitat para nyamuk ini. Hal
ini pula yang mebuat ibu dan adik saya tidak betah berlama – lama di
sini [ padahal saya masih betah :) ]. Disarankan untuk memakai lotion
anti nyamuk sebelum kemari.
Harap
diingat pula, perlu kesabaran untuk ke candi ini, selain masalah jalan
dan miimnya papan informasi, masalah lainnya adalah minimnya juga
penduduk yang tahu akan keberadaan candi ini. Tersesat sudah pasti. Jadi
jangan malu – malu untuk bertanya ke penduduk sekitar, lagi dan lagi
sampai Ketemu yang namanya Candi Planggatan ini.
Candi Planggatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar