Ceri Si Boneka cantik
Ceri tinggal bersama teman-temannya di sebuah toko mainan di kota. Ia adalah satu dari beraneka macam mainan di sana. Ada mobil-mobilan, kereta api, boneka sponge bob, shaun the sheep, Barbie yang selalu terlihat cantik dan lain-lain. Toko itu selalu ramai di datangi anak-anak. Ceri terbuat dari kain yang lembut dengan kombinasi warna yang cantik. Ekornya panjang seperti pelangi.Teman-teman Ceri biasa memanggilnya dengan nama Ceri si anak cendrawasih.“Selamat pagi Cerii”. Teman teman Ceri menyapa serempak waktu melihat Ceri yang baru datang. Setiap hari Ceri memang dibawa pulang oleh pemilik toko. Ceri adalah satu-satunya boneka yang tidak menginap di sana, karena ia boneka yang langka. Jadi setiap pagi Ceri selalu diantarkan kembali agar bisa berkumpul dengan teman temannya seperti saat ini.Ceri tersenyum sambil menjawab sapaan itu. Teman-temannya yang sudah ramai berjejer di rak warna pink yang cantik. Ah, sepertinya mereka akan bermain sepanjang hari. Ceri senang bermain karena dia juga jadi bisa belajar berbicara menggunakan Bahasa Inggris. Karena memang banyak boneka impor yang dibeli pemilik toko langsung dari luar negri.
“Ceri, kenalin nih ada teman baru, dia datang dari Amerika, namanya Mickey”. Boneka yang bernama Komo mengenalkan teman baru kepada Ceri. Komo adalah komodo mungil berwarna hijau.Sedangkan teman baru mereka adalah boneka tikus yang lucu. Nama panjangnya ternyata Mickey Mouse. “Hi Mickey, how are you” sapa Ceri. Mereka lalu mengobrol dan bermain bersama dengan yang lain. Ceri dan Unyil mengenalkan berbagai budaya dan permainan Indonesia pada Mickey. Mickey terlihat senang, karena bertemu teman-teman baru yang baik dan ramah. Sekarang Ceri dan teman-temannya bermain petak umpet. Yaitu permainan bersembunyi dan mencari di mana mereka yang bersembunyi. Ternyata Mickey senang dengan permainan itu,. Katanya di Amerika juga ada, dinamakan “hide and seek”.
Tiba-tiba ketika mereka sedang asyik bermain, seorang anak kecil datang mendekati. Ia tadi masuk ke toko bersama mamanya. Ternyata anak itu suka pada Mickey. Ia mengambil Mickey dari rak dan meminta pada mamanya untuk membeli Micky. ”Cheers Mickey”. Mickey senang sekali, waktu dia dipeluk dan dicium. Anak itu sepertinya akan menyayangi Mickey. Tapi ia juga sedih karena pasti harus berpisah dengan kawan-kawan barunya. Semua melambaikan tangan waktu Mickey sudah berada dekat pintu keluar toko. Karena sudah biasa dengan hal seperti itu Ceri dan teman-teman tetap ceria. Mereka kemudian melanjutkan lagi permainannya.
Hari sudah sangat sore. Mereka sudah bermain seharian. Sekarang saat untuk Ceri berpamitan pada Komo dan yang lain. Ceri bersiap untuk ikut pulang ke rumah pemilik toko. Meskipun begitu Ceri selalu senang karena besok pagi pasti akan bertemu dengan teman yang baru lagi atau dengan Komo temannya sejak lama. Begitulah keseharian Ceri. Selalu gembira dan bermain bersama dengan semua penghuni toko mainan itu. Mereka bersedih tapi juga akan mengucapkan selamat kepada boneka yang akhirnya dibeli oleh pengunjung yang datang silih berganti. Suatu ketika, Ceri terlihat tidak ceria seperti biasanya. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu. Teman yang lain ingin agar Ceri kembali seperti semula. Mereka mengajak Ceri bermain, tapi Ceri tidak bersemangat. Ceri masih saja terlihat bersedih.
“Ceri, kamu kenapa? Apa yang membuatmu bersedih.” Unyil bertanya kepada Ceri. Sementara yang lain ada yang duduk atau berdiri mengelilingi Ceri. Mereka tidak melanjutkan lagi permainannya, karena ingin mengetahui kenapa Ceri bersedih.
“Aku sedih, karena aku sudah lama sekali tinggal di sini. Tapi tidak ada yang mau yang membawaku ke rumahnya. Mungkin aku kurang cantik dan tidak menarik seperti boneka yang lain” . Ceri berkata sambil terisak, nadanya terputus putus dan sangat pelan. Memang selama ini sudah banyak boneka yang datang dan pergi dari toko itu. Bahkan Sponge Bob dan Shaun Sheep sudah beberapa kali berganti. Anak-anak atau orang tua yang datang selalu memilih mereka. Tapi tidak ada yang menggantikan Ceri. Ia sudah begitu lama ada di toko yang selalu bersih dan wangi itu.
“Jangan bersedih Ceri, mungkin belum waktunya saja, kita kan masih bisa bermain bersama di sini” Unyil menghibur Ceri. Boneka lain mulai mendekati Ceri dan membelai punggung Ceri penuh kasih sayang. Ceri menunduk, dia terlihat meneteskan air mata.
“Kamu boneka burung yang cantik Ceri, kami senang bermain denganmu. Boneka kelinci bernama Tooney juga menghibur Ceri . “Kamu baik dan cepat akrab dengan yang baru di sini,” Toneey bicara lagi. Tooney boneka dari luar negri juga, tapi dia sudah bisa bahasa Indonesia. Ceri yang mengajarkannya. Ceri memang suka mengajarkan bahasa Indonesia kepada temannya yang datang dari luar negeri. ” Iya, kamu juga pintar, kamu kan bisa banyak bahasa asing”, kata unyil lagi.
“Terima kasih Tooney, teman-teman, aku juga senang bisa main bersama kalian di sini. Aku hanya sedih karena mungkin tidak ada anak yang menyukaiku” kata ceri sambil tersenyum. Ceri tidak terlalu bersedih lagi sekarang. Dia sadar di toko itu ternyata ia punya banyak kawan yang baik. Mereka bisa selalu bermain bersama. Ceri masih tersenyum waktu teman-temannya mengusap air matanya. “Ayo kita bermain lagi!” teriak Tooney. “Kita main tebak-tebakan yuuu!..”
Boneka-boneka itu sudah tidak sabar ingin bermain lagi. Mereka berteriak dengan semangat. Ceri melompat riang seperti biasa. Beberapa temannya ada yang bertepuk tangan sambil mengikuti gerakan Ceri. “Tunggu teman-teman kita bersembunyi yuk! Itu ada anak yang mau mengambil Ceri. “ Tooney rupanya melihat seorang anak tengah berjalan-jalan di koridor. Ia bergerak bersembunyi ke balik tubuh Ceri. Kawannya yang lain juga bersembunyi dan pura-pura berwajah cemberut. Mereka berbuat begitu agar Ceri dipilih anak yang terlihat sedang asik menatap mereka itu. Ceri berada di depan. Ceri jadi yang paling terlihat.
Anak itu menjangkau Ceri tapi tangannya tidak sampai. Melihat itu, Tooney dan beberapa temannya mendorong Ceri lebih maju. Mereka memang berada di rak paling atas. Hingga terlalu tinggi untuk anak perempuan yang baru berumur 4 tahun itu.” Tapi anak itu akhirnya berhenti mencoba meraih Ceri. Ia pergi. Teman-teman Ceri jadi kecewa. Tapi, hey lihat itu dia kembali! Terlihat kepayahan menyeret sebuah kursi. Rupanya pemilik toko tidak melihatnya. Ia memanjat naik ke kursi plastik warna hijau itu. Menggapai-gapai dengan tangannya. Nyaris jatuh tapi hup!.. ia berhasil menangkap Ceri.
Ceri senang sekali. Ia dipegang dan diangkat oleh anak itu. Tooney dan yang lain juga merasa sangat bahagia. Akhirnya ada orang selain pemilik toko yang akan membawa Ceri pulang ke rumah. Ceri sekarang dalam pelukan gadis kecil bermata sayu itu. Tapi hanya sesaat. Setelah itu Ceri ia taruh di samping rak yang kosong. Ceri tidak di bawa anak itu pada orang tuanya untuk dibayar. Ceri hanya dipindahkan saja. Anak itu malah mengambil Tooney yang dari tadi berada di belakang Ceri.
Ceri menunduk layu. Dia merasa sangat sedih. Seketika keceriaan mereka sirna. Tapi Ceri tidak menangis kali ini, Ceri berusaha tegar. Ia tidak mau boneka-boneka manis teman bermainnya ikut bersedih seperti dirinya. “Ayo kita lanjutkan permainan kita tadi” kata Ceri bersemangat. Teman-teman ceri yang sejak tadi diam dan kecewa tak kuasa lagi menahan haru. Ceri memang berusaha menyembunyikannya, tapi tetap saja mereka dapat merasakan kalau Ceri sangat bersedih. Mereka kemudian mendekati dan memeluk Ceri. Mereka semua menangis. Suasana jadi hening. Semua larut dalam kesedihan, cuma sesekali ada isak dan air mata mereka. Ceri melepaskan tangisnya dalam pelukan teman-temannya.
Tangis mereka terhenti ketika mendengar suara pintu toko terbuka. Seorang Bapak masuk tergesa-gesa. Dia langsung berjalan ke arah mereka, terlihat mencari-cari sesuatu. Tiba-tiba ia tersentak dan senyum, dia menarik Ceri dari pelukan Komo dengan cepat. Ia membawa Ceri ke pemilik toko, minta ceri dibungkus dengan kertas kado bermotif pita. Ia terlihat puas sekali. Ceri yang tidak menyangka jadi agak linglung. Teman-temannya juga kaget dengan kejadian yang sangat singkat itu. Untungnya Ceri sempat melambai sebagai tanda perpisahan mereka. “Ceri, kami semua akan sangat merindukanmu.” Komo berteriak dari atas rak sambil memandang ke arah pintu kaca. Semua melambai pada Ceri yang kini telah berada dalam kantung kertas bertuliskan “Syadza Toys and Dolls Store”. Ceri telah dibawa pergi ke rumah baru yang diimpikannya sejak lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar